SIFAT-SIFAT TANAH
Keadaan
tanah
1.
Tanah asli / bank
-
Tanah dalam kondisi aslinya (belum terusik)
-
Ukurannya dinyatakan dalam bank measure (BM)
2.
Tanah lepas / loose
-
Tanah setelah digusur / digali / diangkut dan
sebagainya
-
Ukurannya dinyatakan dalam loose measure (LM)
-
Volume tanah lepas lebih besar dari volume tanah asli
karena mengembang (swell)
3.
Tanah padat / pampat / compacted
-
Keadaan tanah setelah usaha pemadatan
Bertambahnya
volume tanah dari bank menjadi loose disebut dengan swell (dinyatakan dalam %)
dimana : Sw
= swell (%)
B = berat tanah dalam kondisi bank
L = berat tanah dalam kondisi
loose
Berkurangnya
volume tanah dari bank menjadi compacted disebut dengan shrinkage / susut
(dinyatakan dalam %).
dimana : Sh = %
shrinkage (susut)
C = berat tanah dalam kondisi compacted
Contoh : Misal berat tanah asli 100
lbs/cu.ft
-
Berat tanah lepas 80 lbs/cu.ft
-
Berat tanah setelah dipadatkan 120 lbs/cu.ft
Maka
Keadaan tanah
juga dapat dinyatakan dalam load factor dan shrinkage factor.
Contoh
: Jika dibutuhkan 5.000 cu.yd pasir kering (compacted) dengan shrinkage factor
0,95, load factor 0,9, akan diangkut dengan loader dengan kapasitas 25 cu.yd.,
berapa pasir kering kondisi bank yang diperlukan dan berapa kali pengangkutan
dengan loader tersebut ?
- Kemampuan loader mengangkut pasir tersebut = 25 x 0,9
= 22,5 cu.yd (bank)
atau
Pasir asli sebanyak 5263,16 cu.yd jika menjadi tanah lepas maka volumenya
menjadi sehingga loader harus mengangkut
TABEL FAKTOR KONVERSI VOLUME
TANAH/MATERIAL
JENIS MATERIAL
|
KONDISI AWAL
|
PERUBAHAN KONDISI BERIKUTNYA |
||
KONDISI ASLI
|
KONDISI GEMBUR
|
KONDISI PADAT
|
||
SAND TANAH BERPASIR
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.90
1.05
|
1.11
1.00
1.17
|
0.99
0.80
1.00
|
SAND CLAY/TANAH BIASA
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.80
1.11
|
1.25
1.00
1.39
|
0.90
0.72
1.00
|
CLAY/TANAH LIAT
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.70
1.11
|
1.25
1.00
1.59
|
0.90
0.63
1.00
|
GRAVELLY SOIL/TANAH BERKERIKIL
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.85
0.93
|
1.18
1.00
1.09
|
1.08
0.91
1.00
|
GRAVELLS/KERIKIL
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.88
0.97
|
1.13
1.00
1.10
|
1.03
0.91
1.00
|
KERIKIL BESAR DAN PADAT
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.70
0.77
|
1.42
1.00
1.10
|
1.29
0.91
1.00
|
PEMECAHAN BATU KAPUR, BATU PASIR, CADAD LUNAS, SIRTU
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.61
0.82
|
1.65
1.00
1.35
|
1.22
0.74
1.00
|
PECAHAN GRANIT, BASALT, CADAS KERAS, DAN LAINNYA
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.59
0.76
|
1.70
1.00
1.30
|
1.31
0.77
1.00
|
PECAHAN CADAS, BROKEN ROCK
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.57
0.71
|
1.75
1.00
1.24
|
1.40
0.80
1.00
|
LEDAKAN BATU CADAS, KAPUR KERAS
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.56
0.77
|
1.80
1.00
1.38
|
1.30
0.72
1.00
|
KETERANGAN : (A) = ASLI
(B) = GEMBUR / LOOSE
(C) = PADAT / COMPACT
Contoh : Bila 300 BCM (Bank Cubic Metre) tanah
biasa asli digemburkan,
maka berapa volumenya
sekarang ?
Jawab : Dari tabel. faktor konversi, didapat
data, bahwa tanah biasa, faktor
konversi dari asli ke gembur
adalah = 1,25, maka :
vol. gembur = Vol asli x faktor
= 300 x 1.25
= 375 LCM (Loose Cubic Metre)
Contoh
: Ada 400 LCM tanah biasa asli yang
sudah digemburkan. Apabila
kemudian tanah ini dipadatkan
dengan compactor, berapa volumenya sekarang ?
Jawab :
Kembali lihat tabel. Kemudian akan diperoleh faktor konversi tanah
biasa dari gembur ke padat = 0,72, maka :
vol. padat = vol. gembur
x faktor
= 400 x 0,72
= 288 CCM (Compacted Cubic Meter)
Soal :
Untuk keperluan
menaksir biaya yang dibutuhkan seeorang petugas bagian perencanaan mminta
bantuan anda untuk bersama-sama menghitung. Data-datanya adalah sebagai berikut
:
NAMA PROYEK :
Pengurugan dan penggalian tanah biasa untuk gudang di
Jakarta.
VOLUME :
Tanah galian 60.000 BCM
Timbunan
800.000 CCM
KETERANGAN : 40 % galian dapat digunakan untuk
timbunan. Sisanya
harus
beli tanah dari Bekasi. Harga tanah sampai di
proyek Rp
15. 000 per truck yang isinya 5 m3.
PERTANYAAN : Berapakah biaya yang diperlukan untuk
beli tanah ?
Berat Material
Berat adalah
sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan suatu alat berat untuk
melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, mengangkut dan lain-lain,
akan dipengaruhi oleh berat material tersebu. Seperti yang dialami oleh alat
dibawah ini :
Waktu mengangkat
tanah dengan berat 1,5 t/m3, alat dapat bekerja dengan baik. Tetapi
pada saat mengangkat tanah dengan berat 1,8 t/m3, ternyata alat
pengangkat mengalami beban berat sehingga unit terlihat berat menggelinding
rodanya.
Bentuk Material
Faktor ini harus
difahami, karena akan berpengaruh terhadap banyak sedikitnya material tersebut
dapat menenpati suatu ruangan tertentu. Mengingat material yang kondisi
butirannya seragam, kemungkinan besar isinya dapat sama (senilai) dengan volume
ruangan yang ditempatinya. Sedangkan material yang berbongkah-bongkah akan
lebih kecil dari nilai volume ruangan yang ditempatinya.
Oleh karena itu,
pada material jenis ini akan berbentuk rongga-rongga udara yang memakan
sebagian isi ruangan. Berapa material yang mampu di tampung oleh suatu ruangan
dapat dihitung dengan cara mengoreksi ruangan tersebut dengan suatu faktor yang
disebut “Faktor Muat” ; “Bucket Factor”, atau “Pay Load Factor”.
Kohesivitas Material
Yang
disebut kohevisitas material adalah daya lekat atau kemampuan saling mengikat
diantara butir-butir material itu sendiri.
Material dengan
kohesivitas tinggi akan mudah menggunung. Jadi apabila ini berada pada suatu
tempat, akan munjung. Volume material yang menempati ruangan ini ada
kemungkinan bisa melebihi volume ruangannya. Umpamanya tanah liat. Sedangkan
material dengan kohesivitas yang kurang baik, misalnya pasir, apabila menempati
suatu ruangan akan sukar menggunung. Melainkan cenderung peres rata.
Kekerasan Material
Material yang
keras akan lebih sukar dikoyak, digali atau dikupas oleh alat berat. Hal ini
akan menurunkan produktivitas alat. Material yang umumnya tergolong keras
adalah batu-batuan. Batuan dalam pengertian pemindahan tanah terbagi dalam tiga
batuan dasar, yaitu :
a. Batuan
beku : Sifat keras, padat, pejal dan kokoh.
b. Batuan
sedimen : Merupakan perlapisan dari yang lunak sampai
yang keras
c. Batuan metamorf : Umumnya perlapisan dari yang
keras, padat dan tidak teratur
Nilai kekerasan
tanah diukur dengan menggunakan ripper meter atau bisa juga dengan seismic test meter. Besarnya
nilai kekerasan ditunjukkan dalam satuan m/perdetik (Satuan Seismic Wave
Velocity Batuan).
Secara sederhana
gambaran seismic test meter dilakukan seperti gambar dibawah. Hasilnya bisa
diketahui kekerasan dan kedalaman masing-masing lapisan keras sampai yang
lunak.
Sehingga bisa
disimpulkan type alat berat yang cocok dan jumlah masing-masing type sesuai
volume yang diketahui. Untuk memilih type unit mana yang mampu Ripping
(penggaruan) pada daerah tertentu. Sesuai hasil test Seismic Wave Velocity,
berikut ini contoh tabel masing-masing type. Contoh untuk Bulldozer D 375 A
Giant Ripper.
Estimasi produksi bisa di lihat pada kurva di bawah ini :
I.
Grafik mendatar
Hasil test seismic dengan
satuan
meter / sec
II.
Grafik vertikal
Produktivitas M3/jam. Terdiri unit-
unit :
D
155 ; D 255 ; D375 ; D 455 ;
dan
D 475 A.
Daya dukung tanah
Adalah kemampuan
tanah untuk mendukung alat yang berada diatasnya. Apabila suatu alat berada
diatas tanah, maka alat tersebut akan memberikan ‘Ground Pressure”, sedangkan
perlawanan yang diberikan tanah adalah “Daya Dukung”. Jika Ground Pressure alat
lebih besar dari daya dukung tanah, maka alat tersebut akan terbenam.
Nilai daya
dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran/test langsung dilapangan.
Alat yang umum digunakan untuk test daya
dukung tanah disebut : “Cone Penetro Meter”.
Untuk mengetahui
alat besar yang sesuai berdasarkan daya dukung tanahnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel Daya Dukung Tanah Untuk Alat Besar Komatsu
CONE INDEX
|
JENIS ALAT |
DAYA TEKAN ALAT
(KG/CM2)
|
2
2 – 4
4 – 5
5 – 7
7 – 10
10 – 13
15
|
Extra Swamp Dozer
Swamp Dozer
Small Bulldozer
Medium Bulldozer
Large Bulldozer
Motor Scraper
Dump truck
|
0,15 – 0,30
0,20 – 0,30
0,30 – 0,60
0,60 – 0,80
0,70 – 1,30
1,30 – 2,85
3,20
|
PROSES KERJA PEMINDAHAN TANAH
Pada dasarnya
pekerjaan pemindahan tanah adalah sama yaitu memindahkan tanah/material dari
suatu tempat ke tempat lainnya, akan tetapi proses pekerjaan dalam
melaksanakannya berbeda-beda, hal ini dimungkinkan adanya faktor-faktor sebagai
berikut :
1.
Sifat - sifat fisik tanah / material
2.
Jarak angkut / pemindahan
3.
Tujuan akhir pekerjan
4.
Tuntutan kwalitas.
5.
Skala proyek (Besar / kecilnya proyek)
Ikhtisar sistem
kerja pemindahan tanah.
PROSES PEMINDAHAN TANAH EARTH MOVING
Dalam pekerjaan
pemindahan tanah sebelumnya perlu dilakukan land Clearing yang telah dibahas
pada Bab sebelumnya mengenai land Clearing. Setelah land Clearing berikut
adalah :
1.
Penggunaan Top Soil (Lapisan atas) atau Stripping
Top soil pada pekerjaan konstruksi (bangunan/jalan dan lain-lain)
merupakan material yang harus dibuang, jika tidak dibuang, bisa menimbulkan
kurang stabil terhadap hasil suatu pekerjaan pemindahan tanah. Lain halnya jika
tujuan pemakaian adalah untuk pertanian / perkebunan maka top soil merupakan
unsur yang sangat berguna, sehingga harus ditangani dengan hati-hati, agar
kerusakan kehilangan tanah humus tersebut diusahakan seminimal mungkin. Begitu
pula pada pekerjaan-pekerjaan mining penambangan nickel, timah, batu bara maka
top soil harus disisihkan / disimpan di suatu tempat, yang nantinya setelah
selesai mendapatkan hasil tambang bisa dilakukan reklamasi / back felling
sehingga kondisi permukaan tanah bisa dilakukan penanaman kembali / reboisasi.
Kegiatan untuk mengupas top soil disebut stripping.
2.
Excavating / penggalian
Yaitu kegiatan penggalian tanah material yang akan digunakan atau akan
dibuang. Hal ini dipengaruhi oleh 3 kondisi.
Pertama Bila
tanah biasa / normal. Bisa langsung penumpukan stock atau langsung dimuat /
loading
Kedua Bila
tanah keras harus di Ripping lebih dahulu baru dilakukan stock pilling dan
loading (pemuatan)
Ketiga Bila
terlalu keras di Ripping tidak ekonomis / tidak mampu mesti dilakukan Blasting
atau ledakan guna memecah belahkan material lebih dahulu sebelum di Stock
Pilling kemudian Loading
3.
Haulling
Pengangkutan material / tanah oleh alat angkut Dump Truck, Motor Scraper
atau Wheel Loader ( Load and Carry) atau bisa juga dnegan buldozer bila jarak
angkut kurang dari 100 meter. Pada hauling yang menggunakan Dump Truck biasanya
hauling Road mesti dilakukan Road Maintenance yang biasanya dikerjakan oleh
Motor Grader, Buldozer, dan dibantu Truck Water Sprayer.
4.
Dumping
Ialah suatu kegiatan pembuangan tanah / material dari alat angkut yang
bisa diteruskan dengan 3 tujuan
pekerjaan lain :
1. Untuk Pekerjaan Construction
Dumpingnya di teruskan dengan spreadinq grading dan compacting, dimana
alat yang digunakan adalah untuk spreading (meratakan dari dumping menggunakan
Bulldozer, kemudian grading/perataan yang lebih halus menggunakan Motor Grader
dan selanjutnya pemadatan (compacting) dengan menggunakan compactor.
2. Untuk Minning (Cement).
Dumpingnya menuju stone crusher kemudian di Hauling / angkut
melewati Belt Conveyor untuk seterusnya
dikirim ke pabrik / Handling Product.
3. Untuk Minning (Batu bara).
Dumping over Bourden / tanah tutup, dibuang ke Disposal dan diratakan
oleh Bulldozer. Demikian pula Over Bourden untuk maupun timah hampir sama
dengan over Bourden untuk tambang batu bara.
Disamping itu
semua, masih ada istilah-istilah lain sering dipakai pada pekerjaan pemindahan
tanah. Namun dasarnya tidak berbeda jauh dengan bab IV b. Secara sederhana,
jenis alat-alat berat yang umum digunakan pada pemindahan tanah adalah sebagai
berikut :
JENIS PEKERJAAN
|
JENIS ALAT |
JENIS ATTACHMENT
|
Pengupasan Top Soil
(Stripping)
|
Bulldozer
|
Angle Blade /
Straight Blade
|
Pemotongan / Penggalian |
Bulldozer
Excavator
Scrapper
Grader
Drag Line
Clamp shell
Power shove
Trencher
Ditcher
|
Angle blade
Shear blade
|
Penggaruan / Ripping
|
Bulldozer
|
Ripper
|
Penumpukan (Stock pile)
|
Bulldozer
Dozer Shovel
Wheel Loader
|
Angle blade
Sraight Blade
|
Pemuatan (Loading)
|
Dozer Shovel
Wheel Loader
Excavator
Power Shovel
Motor Scraper
|
|
Hauling / Pengangkutan
|
Dump Truck
Motor Scraper
Whell Loader
|
|
Penyebaran (sprading) atau
Grading
|
Bulldozer
Motor Grader
|
Angle Blade
Straight Blade
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar